30 Apr 2009

ketika itu

0 Comments

Iman alQurtubi pernah menggambarkan hisab;

Seluruh manusia dibangkitkan dari kubur ke Padang Mahsyar. Mereka berdiri di sana selama Allah kehendaki, dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki. Ketika telah tiba saatnya Allah hendak menghisab mereka, kitab-kitab yang ditulis oleh para malaikat pencatat diperintahkan untuk menyebutkan amal perbuatan manusia, lalu diberikan kepada mereka. Di antara mereka ada yang diberikan kitabnya dari sebelah kanan. Mereka itulah orang yang berbahagia. Dan di antara mereka ada yang diberi kitabnya di sebelah kiri atau di belakang mereka, yaitu orang-orang yang sengsara. Pada hari itulah manusia akan membaca kitanya.

Bayangkan kamu berdiri di "Hari Pembelaan" dalam keadaan telanjang.

Merasa kesepian, hati gelisah dan pikiran kacau
Sementara api menyala-nyala, menunggu orang yang dimasukkan dan dimurkai
Dan Tuhan, pemilik Arsy, murka kepada orang-orang yang durhaka
Hai hamba-hambaKu, bacalah kitabmu dengan cermat
Apakah engkau melihat ada huruf yang tidak pada tempatnya?
Saat engkau telah membacanya dan tidak mengingkari
Itulah pengakuan kepada yang Maha Mengetahui segala sesuatu
Bawalah orang ini wahai malaikatKu
Lemparkan hamba yang durhaka ini ke dalam neraka yang sedang lapar!
Esok, orang-orang musyrik akan terbakar di neraka
Sedang orang-orang mukmin akan tinggal di syurga nan abadi


Bayangkan dirimu, wahai sahabatku. Tatkala kitab-kitab dibahagikan dan namamu dipanggil di hadapan seluruh makhluk, Fulan bin Fulan, segera menghadap Allah! Para malaikat ditugaskan untuk mengambil dan mebawamu ke hadapan Allah. Kemiripan namamu dan nama ayahmu tidak menjadi penghalang. Saat itu engkau akan tahu bahawa engkaulah yang dimaksud dengan panggilan tersebut, seruan itu langsung menggetarkan hatimu. Gementarlah engkau ketakutan, bergoncanglah anggota badanmu, berubah ron wajahmu, dan hampalah pikiranmu. Barisan mengiringmu menuju Tuhanmu untuk menghadapNya dan berdiri di hadapanNya. Seluruh makhluk memandangmu dan engkau berdiri di hadapan mereka. Pikiranmu makin kalut dan rasa takutmu makin besar kerana engkau tahu bahawa engkaulah yang dimaksud.

Bayangkan dirimu tatkala berada di Tuhanmu, dan di tanganmu ada lembaran yang memberitakan seluruh amal perbuatanmu, yang tidak meluputkan satu musibah pun yang dahulu engkau sembunyikan dan tidak satu rahsia pun yang dahulu engkau simpan. Engkau baca apa yang tertulis di dalamnya dengan lidah yang kelu dan hati dan yang patah, sementara kengerian menghantui dirimu dari depan dan dari belakang. Berapa banyak musibah yang dahulu engkau lupakan, Allah tampakkan! Berapa banyak perbuatan yang dahulu engkau kira bersih dan diterima, ternyata Allah menolaknya dan menghapusnya pada hari itu! padahal harapanmu sangat besar! Alangkah menyesalnya engkau atas kelalaianmu dan ketaatan kepada Tuhanmu.

Bayangkan dirimu saudaraku, seandainya engkau termasuk orang-orang yang bahagia. Engkau keluar ke hadapan seluruh makhluk dengan wajah berseri-seri. Kesempurnaan, kebaikan dan keindahan melekat pada dirimu. Kitabmu ada ditangan kananmu. Malaikat memegang kedua tanganmu seraya berseru di muka seluruh makhluk, "Ini si Fulan bin Fulan. Ia benar-benar berbahagia dan tidak akan menderita untuk selamanya."

Dan seandainya engkau termasuk orang-orang yang sengsara, wajahmu muram. Engkau melangkah melewati para mahkluk dengan kitab di tangan kirimu atau di belakang punggungmu. Engkau meratapi dirimu sendiri atas nasib yang amat sial. Malaikat memegang kedua tanganmu seraya berseru di muka seluruh makhluk, "Ketahuilah, sesungguhnya si Fulan bin Fulan benar-benar sengsara dan tidak akan bahagia selama-lamanya."


"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (alHasyr :18)


*buku Agenda Muhasabah-Panduan Muhasabah Yaumiah.

0 suara[²]: